“Miskin narasi lahir dari kurangnya pemahaman akan identitas diri” - Bagus Muljadi
Akhirnya aku menemukan bagaimana menggambarkan peimikiranku terhadap jati diri. Banyak entitas, entah itu produk, media, atau penyedia layanan untuk konsumen cenderung mengikuti selera pasar, bukan karena mereka ingin revenue yang lebih besar, tapi karena mereka tidak tahu apa dan siapa sebenernya diri mereka.
Hal ini tidak hanya terjadi di situ, negara pun kadang cenderung “lupa” dengan jati diri, tidak kuatnya prinsip, cenderung susah memposisikan diri di tempat yang seharusnya.
Banyak kebijakan diambil mentah-mentah dari sang pemberi ide. Kita lupa bahwa diri kita berbeda, tak seharusnya memaksakkan untuk sama dengan yang lainnya.