Senin, 30 Juli 2018

KEHIDUPAN VIRTUAL


“ngopo e kok ngguyu dhewe”

Ungkapan ibukku setelah melihatku tertawa ketika scroll2 twitter atau timeline line. Ya memang ibukku nggak tahu apa yang aku lihat, sebuah lelucon yang memang mengundang tawa.



Tapi sadarkah, bahwa kehidupan kita semakin tidak lepas dari hp. Handphone bukan menjadi sebuah kepentingan untuk hal – hal berkomunikasi. Handphone sudah beralih menjadi kepentingan yang ya pokoknya harus ada hp.



Semakin kesini semakin sadar bahwa kehidupan manusia mulai diambil alih oleh dunia virtual, ia tak lagi menemukan kebahagiaan hidup dalam dunia yang nyata, ia cenderung kecewa dengan apa yang dunia sudah lakukan padanya. Di dalam dunia virtual ia lebih di hargai oleh orang2 yang bahkan tidak tahu apakah orang beneran apa bukan, followers yang melimpah bukan menjadikan kita banyak teman, ia hanya mitos di balik terselundupnya keingintahuan akan dunia kita, keingintahuan pada privasi2 yang kita umbar.



Aku mengenal handphone dari kecil, dari merk siemens, motorla, nokia sampai sekarang pasar dikuasi iphone Samsung, asus dan xiami, tetapi aku mulai pegang hp waktu kelas 5 sd sekitar tahun 2010, hp yang aku beli nokia 1600, sudah ada akses internet opera mini, dan waptrick. Waktu itu aku sudah bikin email dan facebook dari tahun 2009. Pada masa itu facebook sungguh amat terkenal, setiap temanku punya facebook, mulai beranjak ke sosmed sosmed lain seperti twitter, plurk, myspace, foursquare dan lain sebagainya.



Entah aku tak tahu benar apa tidak, tetapi anak anak sekarang yang masih tk pun sudah punya hp, ia sudah bisa scroll Instagram dan buka youtube. Ya, keponakanku ada.



Apakah kamu kira anak kecil itu tidak cocok pegang2 hp? Menurutmu apakah kamu cocok pegang2 hp terus? Menurutku semua tidak. Jika kamu bilang, orang dewasa sudah bisa membedakan prioritas dan hal lain, taek. Masih banyak orang seumuran kita yang tidak menghargai orang lain dan malah menghargai hp kita sendiri, seolah asik dalam dunia maya yang bahkan hanya sebuah imajinatif bikinan para elite. Masih banyak orang yang asik dengan hpnya ketika seminar, sekolah, dan hal hal macam diskusi lain. Dan masih banyak grup2 wasap orangtua yang bahkan tidak terlalu penting untuk dituliskan, ratusan chat tiap hari, hmm.



Orang – orang sekarang mulai merubahkan pikiranya bahwa apa yang berada di hp itu adalah kepentingan dan harus selalu berada pada dirinya, orang orang cenderung menganggap bahwa hp sudah menjadi bagian dari komunitas masyarakat yang mana telah tersematkan nyawa padanya. Mungkin jika kamu tertawa ketika melihat sosmed dari hp di suatu wilayah di pedalaman yang tidak tahu apa itu hp kamu akan ditertawakan seperti orang gila, dan memang benar seharusnya, pikiran pikiran murni seperti itu yang telah hilang dari akal kita karena ya pemikiran kita mulai terbelokkan karena kita menganggap keberadaan hp.



Dan memang benar bahwa hp mendekatkan yang jauh tapi menjauhkan yang dekat. Disini kita tahu bahwa kedewasaan menanggapi hp itu harus mulai diperhatikan dan mulai dipelajarkan. Ya kalau tidak, kita tidak lagi bisa menganggap manusia lain itu ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar