Sesungguhnya apa yang dicari manusia di dunia ini? Bahkan tiap tiap individu tak ada yang tau pasti apa yang dicari individu lainnya. Kemarin ngobrol sama Nadine masalah goals dalam hidup. Entah apa mungkin manusia menciptakan goals hanya untuk berambisi develops their life, ataupun ada yang memang mempertimbangkan banyak hal untuk kehidupan banyak orang, karena memang manusia tidak hidup sendiri dalam dunia ini.
Jadi tahu bahwa di dunia ada banyak
sekali jenis manusia dalam memaknai kehidupanya bakal berlangsung seperti apa,
ada yang beranggapan bahwa dalam hidupnya memang harus ada goals untuk dicapai
sebagai benang merah dan juga melahirkan cabang cabang tujuan kecil untuk membuat
tujuan itu tercapai, dari situ maka ia jadi tahu alasan dia hidup untuk apa,
dan apa yang akan dia kerjakan setiap harinya untuk membangun bagaimana goals
itu dapat terwujud, paling tidak mempercepat tujuan itu terealisasi. Cuman kadang
perlu takut dengan diri sendiri bahwa pemikiran itu dapat menciptakan bentuk
bentuk dari egoisme, memang kadang idealism, optimism dan egoism itu hanya
tersekat dinding tipis yangtak jarang bersingunggan, bertabrakan atau jenis
jenis lainnya.
Ada juga manusia yang hidupnya hanya
berorientasi pada apa yang dia kerjakan hari ini. Karena berpikiran bahwa
‘siapa saya berani menentukan apa goals dalam hidup saya sementara semesta
sudah mengarahkan’ mungkin agak berbeda dengan pandangan orang yang tadi tetapi
memang ada juga orang yang berpandangan seperti ini. Dalam hidupnya tak ada
tujuan jelas apa yang mau dicapainya, apa yang mau di achieve. Tetapi mungkin
dalam menjalani hidup akan lebih tidak memaksakan dirinya sendiri karena ia
mempertimbangkan banyak aspek untuk menjalani hidupnya hari ini. Tetapi yang
perlu ditakutkan dari orang jenis ini adalah mungkin besok di kemudian hari ia
akan hidup dengan beberapa manusia dan mana mungkin kehidupan manusia lainnya
dijadikan modal taruhan untuk kehidupanya, apakah cenderung menjadi egois juga?
Saya juga tidak tahu pasti.
Yang ketiga ada orang yang mungkin menggabungkan
2 prinsip tersebut, ia mempunyai goals, tetapi ia tidak punya keberanian untuk
berekspektasi pada goals itu sendiri, karena ya, ekspektasi beranak kembar
dengan kekecewaan. Semakin tinggi ekspektasi mungkin kekecewaaan yang mengikuti
pun akan berbanding lurus. Dan mungkin orang jenis ini adalah orang yang tak
ingin membebankan resiko pada perasaanya karena takut dikecewakan oleh semesta.
Mungkin juga karena apa yang pernah dia lalui di masa yang lalu.
Bukankah hidup ini terlalu singkat untuk didefinsikan dan di
deskirprisikan secara kontekstual? Tapi aku yakin setiap manusia punya definisi
atas hidupnya sendiri, perjalananya, jurusanya, dan juga bagaimana ia merawat
langkah demi langkah yang ia lalui, tiap detik ke menit berhari – hari, berbulan
bulan bertahun tahun. Hidup memang mungkin tak bisa didefinisikan tetapi ia
punya kerangka untuk menjelaskan bagaimana ini akan bermula, bagaimana
prosesnya berjalan dan bagaimana ini akan berakhir. Benang merah kehidupan
manusialah yang mentukan bagaimana hidupnya berjalan ke arah yang ia sudah
rencanakan sebelumnya.
Setiap rencana pasti punya bentuk
kontradiktifnya, ia adalah ketidakberhasilan rencana tersebut. Dalam memaknai
dan menjalani ada baiknya kita tetap hidup dalam batas batas bahwa kita bisa
saja tak berhasil untuk mencapai rencana itu. Mungkin beberapa orang dalam
kehidupan organisasi menyebutnya plan b atau c. sama saja pokoknya. Ya tujuanya
masih tetap sama, bahwa kekecewaan itu pasti berdasar pada ketidakberhasilan
dan menyebabkan penyakit. Ah, kenapa dari tadi aku serasa takut dengan
kekecewaan? Aku juga tak tahu pasti tentang ini apa dan bagaimana ini bisa
terbentuk di diriku. Mungkin saja karena beberapa hal yang pernah aku lalui
sebelumnya? Who knows. Kalo kata mas farid, berjalan tak sesuai rencana sudah
biasa, lebih baik jalani sepenuh hati untuk hari ini dan esok hari.
Semangat untuk semua orang orang yang
membaca tulisan ini, untuk orang orang yang ingin mengachieve sesuatu dalam
hidupnya, untuk siapapun yang ingin menggali potensi yang ada di dalam dirinya.
Dan semua mua yang menurut kalian adalah apa yang kalian stand for it. Ingat,
ketika kalian mulai lelah dengan hal yang kalian pilih dalam hidup ini, ingat
bagaimana itu bermula, dan bagaimana kalian bisa sejauh ini menjalaninya,
kalian sudah berlaku sebagai seorang yang keren! Cheers!
Bandung, 2 Februari 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar