Demokrasi memang seharusnya
begini. Jangan salahkan jika hasil yang berbeda adalah sebuah kesalahan. Bukan.
Demokrasi adalah sifat dasar dalam batin manusia, bukan akal/pikiran. Ketidaksempurnaan
demokrasi adalah ia membenarkan hal yang bukan seharusnya benar.
Dalam konteks ini saya jelaskan maksudnya,
Demokrasi adalah bentuk hak suara atas banyaknya orang yang memilih entah dari
background apapun. Kalau seseorang sudah memilih, ia sudah dianggap
menghasilkan satu suara. Dan dalam pengartianya, suara itu bisa saja salah bisa
saja benar. Berbeda jika, seseorang dalam background yang mendukung, membahas
masalah tentang hal yang dikuasainya, itu pasti benar. Tetapi itu bukan
demokrasi.
Sebagai contoh kasus pertama,
sekumpulan pedagang (semua bidang) membahas tentang kebutuhan bakso yang
meningkat, semua memberikan suara meskipun ia adalah penjual mainan. Setidaknya
ia memiliki yang selanjutnya disebut suara. Entah ia paham tentang bakso maupun
tidak yang penting ia sudah mengeluarkan satu suara.
Kasus kedua, sekumpulan pedagang
bakso membahas tentang kebutuhan bakso yang meningkat. Disini akal dan pikiran
sudah bekerja, karena ini adalah bidang dari background yang ditekuninya. Segala
bentuk kekurangan/kelebihan sudah diperkirakan dan diperhitungkan.
Sekarang jika contoh itu digabung
dan menjadi, 1/5 pedagang adalah pedagan bakso, 4/5 bukan pedagang bakso. Untuk
menghadapai masalah dalam negara demokrasi, semua pedagang memiliki hak suara
dan pemenangnya adalah mereka yang kontra dengan kebijakan si pedagang bakso.
Maka bisa diartikan, dalam negara
demokrasi, sebuah keputusan yang sudah tercapai adalah benar dalam kasus
demokrasi, tetapi salah dalam dampak kelebihan/kekuranganya.
Yogyakarta, 9 November 2016
Yogyakarta, 9 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar