Aku percaya
bahwa setiap yang terjadi dengan diri kita adalah cerminan perbuatan kita. Semua
ini adalah kehendakNya, semua ini adalah pergerakan tangan – tanganNya.
Kemarin, minggu
tanggal 18 Februari 2018, kebetulan aku dan pamung jalan jalan pagi di car free
day gajayana, belum ada 5 menit berjalan aku abru sadar kalau hpku tidak ada,
yo! Kecopetan.
Setelah itu aku
balik kesana lagi, dan mengingat ingat kenapa bisa terjadi, ya waktu itu memang
ada orang yang mendesel – deselku. Entah benar atau tidak aku tidak mau
berprasangka padanya.
Tapi yang aku
bingungkan adalah saat itu aku tidak merasa takut, sedih atau apalah. Malah bingung
dan ketawa kok yo iso wkwk.
Bagiku copet
adalah bentuk keberanian tingkat tinggi, bentuk skill kecepatan tangan tingkat
tinggi, dan bentuk penglihat situasi yang baik. Ia mempunya kondisi – kondisi yang
begitu istimewa dengan perilakunya. Ya semoga saja hpku bisa berguna baginya,
mungkin saja anaknya sedang sakit dan butuh biaya mendesak? Mungkin saja istri
atau ibunya sedang masuk rumah sakit dan tak punya dana untuk melunasi biaya
rumah sakit. Semoga saja dapat bermanfaat. Walaupun ning ati ki yo tep ono rasa
pengen nempling ndasse!
Hidup ini jangan
dibikin susah, jangan menyalahkan orang lain karena kondisimu yang mengalami
keburukan, jangan menyalahkan keadaan ketika kamu berada kondisi yang tidak
menguntungkan. Hidup tidak semudah kau menyalahkan orang lain agar kau terlihat
benar, hidup tidak sebercanda itu. Ini semua tentang perilakumu sendiri, ini
semua karena ulahmu.
Lalu apa?
Beberapa hari
sebelum ini memang kusadari bahwa intensitas shodaqohku kadang, sholat
dhuhaku jarang, langkahku ke masjid pun berkurang.
Aku percaya
itulah sebabnya, aku percaya tangan – tangan tuhan telah menggerakkan copet
itu, ia telah masuk dalam dirinya untuk mengingatkanku, untuk menyadarkanku. Sungguh
berterimakasihlah padaNya, sungguh bersyukurlah bahwa itu adalah bentuk kasih
sayangNya padaku, itu adalah bentuk perhatianNya padaku, karena kalau tidak,
tidak mungkin ia akan menyadarkanku. Ia pasti membiarkanku berlarut – larut
dalam kondisi seperti ini, yang semakin jauh denganNYa yang semakin
melupakanNya.
Jadi, beginilah
hidup, betapa mudahnya kau bahagia jika tidak meletakkan kesalahan orang lain
dalam jejak perjalanan hidupmu, tapi letakkan semua rekam perilakumu untuk
cerminan hidupmu, untuk menyadarkanmu dari suatu yang menyimpang, dari suatu
yang salah.
Malang, 19 Februari 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar