Kita sama sama tahu, kita sama sama mengerti, karena didarahku mengalir darahmu.
Takdir yang mempertemukan, waktu yang menguatkan, kasih sayang yang memberinya ‘rasa’ tenang.
Selalu ada rasa yang ingin dijaga di setiap jarak, ada hal yang dipastikan dan harus memastikan ketenangan hati dan keberlanjutan perjalanan. Kita bertanggung jawab, atau bahkan tidak, atas perasaan orang lain.
Iya, ketika tertuju pada hubungan kasih sayang. Kita sama-sama gengsi dengan perasaan sendiri. Kita sama-sama ingin terlihat kuat, kita sama-sama ingin memastikan hidup berjalan dan tetap berjalan tanpa pikiran, memikirkanku.
Kesedihan tercipta ketika kepedulian tak dibarengi dengan komunikasi. Jarak memang jadi biang keladinya, upaya-upaya juga tak timbul dengan kesadaran penuh. Aku selalu takut dengan berita sedih yang datang dari lingkunganku, aku harap itu jadi bukti kalau perasaanku belum mati dan hampa, apalagi akhir-akhir ini.
Di tulisan yang lalu aku menuliskan, aku selalu ingin memastikan, karena itu tanggung jawabku. Aku ingin memastikan walau jarak adalah musuh dan temanku. Untuk orang yang tersayang, untuk ia yang sudah berkorban, untuk mereka yang telah memberi kasihnya, kini kita rubah perannya. Aku adalah pihak yang memberikan, dan kau adalah pihak yang menerima. Walaupun itu akan berjalan selonggar mungkin.
Aku selalu ingin tahu walaupun kadang aku malas memberi tahu. Kau tahu, sedikit banyak kita ubah bersama kelakuan itu. Mungkin ini rasanya, ketika umur sudah berusaha memberi tahu, yang sebenarnya terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar