Minggu, 07 Januari 2018

SIKAP NETRAL

Saya nggak tahu ini apa, mungkin temen – tmen yang kuliah di jurusan psikologi atau yang banyak belajar tentang sosiologi bisa menjelaskan secara teoritis.
Keresahan ini saya dapati pertama kali ketika masa masa setelah pemilihan presiden 2014, yang dimenangkan jokowi. Intinya begini, orang – orang di jaman sekarang yang melihat bukti dari kerja presiden periode ini menjadi terpukau dan selalu menyanjung nyanjung, entah itu apa namanya dalam sosiologi, tetapi menurut saya ini suatu hal yang mengancam pergerakan demokrasi. Saat seseorang mulai mendapat berbagai kebahagiaan atau pemenuhan dalam hidupnya ia lalu melupakan sifat sifat buruk dari si pembawa kebahagiaan itu. Dan lalu menyalahkan bahwa apa yang didapat selain dari dia itu buruk. 
Saat jokowi sudah bisa menunjukkan hasil kerjanya, masyarakat seakan terhipnotis dan lalu melupakan apa saja tentangnya karena ia sudah bisa menghadirkan kepuasan pada masyarakat. Disini saya bukan menitik beratkan pada kerja jokowi. Tetapi sikap masyarakat yang seperti ini cenderung nantinya menjadi masyarakat yang close minded, yang nggak mau tahu lagi apapun karena ia percaya bahwa si pembawa kepuasan/kebahagiaan sudah membawakan kebahagiaan/kepuasan baginya.
Kasus lain yang saya dapati adalah transportasi online, melihat polemik yang terjadi anatara sopi ojek online, entah gojek, grab, uber, dan sopir angkot/taksi/ojek membuat masyarakat ikut bereaksi. Saya yakin 100% bahwa orang – orang yang pro dengan ojek/ taksi online adalah mereka yang menggunakan fasilitas ini, kenapa? Karena sudah say bilang tadi karena transportasi online telah membawa kebahagiaan/kepuasaan dalam dirinya. Dan ini buruk, ini buruk. Dalam hal ini, mereka lalu tidak bisa menjaga kenetralitasnya dalam berpendapat. Mereka tidak bisa menempatkan diri jikalau dalam posisi sopir angkot/taksi konvensional. Mereka cenderung close minded seperti yang saya bilang tadi. 
Mungkin seperti tadi memang sifat asli manusia, saya juga masih belum bisa sepenuhnya untuk tidak menjadi orang yang saya ceritakan tadi, tetapi dalam berpendapat alangkah baiknya kalau kita bisa lebih open minded, dan bisa menempatkan diri sesuai porsi masing – masing dan tidak terlalu condong pada satu golongan/kelompok tertentu. 

 Yogyakarta, 7 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar