Tidak ada parameter menjadi manusia baik,
ataupun manusia yang bisa diterima semua orang. Menjadi manusia adalah
persoalan berhubungan dengan manusia lain.
Jika nabi adalah parameter sebagai orang baik,
maka orang yang menjadi jadikan dirinya nabi adalah keterbalikan dari semua
sifat itu, karena sesungguhnya, menjadinya adalah keniscayaan.
Nabi Muhammad adalah bentuk manusia dengan
kekurang tetapi dengan kekuranganya itu ia dapat menjadikanya sempurna, kata
cak pun. Aku pun setuju.
Mudah menjadi manusia yang hidup di dunia ini,
tetapi sulit menajdi manusia yang menghidupi bagi manusia manusia lain. Dari
sini muncul sifat yang beranak dari kata menghidupi, entah itu belas kasih,
baik hati, menghargai atau apapun jenis kata thoyibah lainya untuk mendeskripsikan
stereotype orang yang baik.
Menjadi manusia adalah pelajaran bagi manusia
di dunia, ia boleh saja menjadi goal, ataupun hanya alasan untuk sekedar hidup,
seperti kata hamka, Kalau hidup sekedar hidup babi di hutan juga hidup, kalau
bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja.
Itu pilihan bagaimana kamu akan memaknai hidup
sebagai manusia 60 tahun ini, hanya hidup dengan dasar ‘sekedar’ ataukah dengan
idealism dan prinsip yang kau junjung sampai mati. Menjadi manusia bebal yang
juga apatis ataukah ia yang menerima semua apa yang terjadi pada hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar