Jumat, 15 November 2024

Era Kegelapan

November 15, 2024

Deflasi 5 bulan berturut turut yang menandakan daya beli masyarakat makin menurun. Masyarakat cenderung mengerem pengeluaran untuk hal hal primer. 


Di sisi lain fenomena lipstick effect cenderung membuat masyarakat membeli barang non essensial untuk memberikan kebahagiaan diri di tengah tekanan ekonomi, sayang hal itu yang digoreng buzzer goblok di aplikasi TikTok. 


Persaingan dagang dalam negeri juga makin berat karena pemerintah cenderung tak serius untuk membuat produk yang bisa berkompetisi dengan barang luar, juga dengan membuka keran impor barang barang murah china. 


Tahun depan, pajak kita dinaikkan menjadi 12%, dengan tanpa rasa bersalah atas hak yang seharusnya kita dapat. Sungguh kebijakan yang lebih mudah dibanding memberantas korupsi dan judol yang membuat uang kita hangus dan terbang ke luar negeri. 


Sedangkan, di belahan indonesia lainnya, wapresnya sedang bagi bagi susu dan membuat gimmick lapor laporan untuk mendongkrak popularitas karena tak bisa mikir strategis yang berpotensi menjadikan 2 matahari dalam pucuk kepemimpinan Indonesia.



Selamat datang, di era kegelapan😇

Selasa, 05 November 2024

Fokus Dengan Akibatnya, Bukan Sebabnya

November 05, 2024

Memang sedih ketika melihat masyarakat menggantungkan rezeki pada fenomena “mengemis” online. Seakan itu adalah cara termudah (dan memang benar) untuk mendapatkan uang. Setidaknya gunjingan datang dari mereka yang merasa kegiatan pembodohan itu menurunkan tingkat kognitif masyarakat. 


Sayangnya, bagi mereka yang berusaha untuk mencari dan memanfaatkan platform sosmed untuk menghasilkan cuan justru langsung dijerat berbagai tuduhan, paling utama karena keterkaitan dengan promosi judi online. Ya, mereka salah. Sayangnya, tak hanya mereka yang salah. 


Kebijakan yang seakan tebang pilih, mengamankan mereka yang punya bekingan, tak menyentuh mereka yang membayar. Oh betapa naasnya keadilan di negeri ini bisa dibeli.


Ketika penanganan hanya fokus pada akibat dan bukan sebab, ya kita tau sendiri bahwa itu tak akan kunjung selesai. Fokusnya hanya memoles citra, tak bermaksud mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemampuannya ada, kemauannya entah. 



Rabu, 31 Juli 2024

Miskin Narasi

Juli 31, 2024

 “Miskin narasi lahir dari kurangnya pemahaman akan identitas diri” - Bagus Muljadi


Akhirnya aku menemukan bagaimana menggambarkan peimikiranku terhadap jati diri. Banyak entitas, entah itu produk, media, atau penyedia layanan untuk konsumen cenderung mengikuti selera pasar, bukan karena mereka ingin revenue yang lebih besar, tapi karena mereka tidak tahu apa dan siapa sebenernya diri mereka.


Hal ini tidak hanya terjadi di situ, negara pun kadang cenderung “lupa” dengan jati diri, tidak kuatnya prinsip, cenderung susah memposisikan diri di tempat yang seharusnya.


Banyak kebijakan diambil mentah-mentah dari sang pemberi ide. Kita lupa bahwa diri kita berbeda, tak seharusnya memaksakkan untuk sama dengan yang lainnya.

Jumat, 27 Januari 2023

Energi Baik Beresonansi

Januari 27, 2023

Hal yang paling aku nikmati ternyata bukan menerima, bukan juga memberi. Tapi ya bermanfaat bagi orang lain, apalagi kalau hal yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita senangi. 


Beberapa tahun lalu aku mulai membaca tentang ikigai yang menurut filosofi Jepang adalah alasan kita bangun di pagi hari, alasan kenapa kita masih punya semangat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Singkatnya, alasan mengapa kita tetap ‘hidup’.


Orang bilang, ketika kita tidak punya modal maka kita tidak akan dapat memberikan kebaikan atau kebahagiaan kepada orang lain. Menurutku, tanpa modal pun, dibalas senyuman punitu sudah cukup memberi manfaat kepada orang lain. Energi baik itu beresonansi membuat candu dan ingin terus melakukannya setiap hari. 


Ah rasanya terlalu berat jika harus menyenangkan semua orang, tapi mulai dari sekitar aja dulu. Yakin, energi baik itu beresonansi

Kita Butuh Kasih Sayang

Januari 27, 2023

 Being independent is a defense mechanism” mungkin juga benar adanya. Sebenernya dalam hidup ini kita pengennya jadi bayi aja kali ya. 


Menurutku kasih sayang tidak hanya terbatas cinta dan hubungan romantis. Setiap orang butuh untuk memberi dan menerima. Merasa disayangi rasanya nggak ada yang tertandingi, memberi kasih sayang apalagi, jauh kebih mengasyikkan. 


Dari situ kita merasa bahwa diri kita berharga, kita merasa bahwa hidup kita ada gunanya, dan merasa bahwa kehadiran kita dinantikan dan dibutuhkan. 


Maka, rasanya terlalu ndakik ndakik kalau kita tidak butuh kasih sayang, ibaratnya kita ini hidup tapi ya hanya exist aja. 

Minggu, 01 Januari 2023

Atur Ulang Tujuan

Januari 01, 2023

Tak sedikit ungkapan untuk menggambarkan 2022. Tapi aku rasa semua ungkapan merujuk pada kesimpulan untuk mengatur ulang tujuan.


Aku bukan orang yang dengan pasti menentukan sebuah tujuan, tapi bukan juga tak punya. Bagiku, rencana terbentuk atas banyak kejadian di dalam maupun di luar kontrol diri. Itu yang menyebabkan caraku membuat tujuan adalah dengan memberi ruang kosong pada setiap pertemuan kejadian, biarlah semesta yang mengisi lalu biarkan aku terkejut dengan apa yang terjadi.


Hal-hal yang terjadi seperti memberi tahun bahwa selama ini aku terlalu fokus dengan hal yang mungkin cabang dari tujuan yang lebih besar. Maka ketika cabang itu layu, tak ada jalan untuk kembali kepada tujuan yang lebih besar, seakan tersesat..atau justru aku memang tidak yakin dengan tujuan itu.


Dan tujuan besar itu, ya, adalah diriku sendiri. Ternyata selama ini aku tak yakin apakah aku mengenalku?


2023 kita atur ulang tujuan, 2023 kita temukan jawabanya.

Rabu, 09 November 2022

Lalu Apa?

November 09, 2022

Kita bisa saja saling mencintai, lalu esok hari tak saling mengenal lagi.


Ada rasa yang hilang dalam setiap waktu berjalan, ada pula rasa yang tumbuh setiap kali bertemu. Mengingat bagaimana ini bermula, ternyata serumit ini jalannya. Tak ada yang benar benar tau rasa manusia. Kita hanya bisa menebak dan berprasangka.


Mungkin tak merasakan dan akupun juga tak merasa, ternyata sama. Pikiran tertutup perasaan, logika termatikan rasa.


Sadar dan berkembang, berkembanglah sebagai manusia yang hidup, jangan terbuai dengan apa yang sudah diberikan. Carilah apa yang benar benar membuat bahagia, sejatinya yang kita cari hanya bahagia dibanding harta atau tahta. Jangan lupa bahagia.


Tak ada rencana, lalu apa?


Kita tak benar benar tau apa yang dirasakan manusia, kita tak benar benar tau apa yang dirasakan manusia, kita hanya bisa menebak dan berprasangka.


Yang tadinya tertutup akan terbuka, yang tadinya merasa akan mati rasa. Aku tidak akan sama lagi, manusia tidak akan sama lagi. Satu titik perjalanan mengakibatkan turunan kejadian.

Kita bentuk jalan lalu patahkan jalan itu, membendung dan memaksa. Ternyata begini rasanya.


Bagaimana jika memang tak ada sedari awal? Hanya diam yang berbicara, karena tak disangka akan menerima. Bukan salah siapa siapa tapi mengapa bisa? Ternyata begini rasanya.

Sabtu, 29 Oktober 2022

Aku Selalu Ingin Tahu

Oktober 29, 2022

Kita sama sama tahu, kita sama sama mengerti, karena didarahku mengalir darahmu. 

Takdir yang mempertemukan, waktu yang menguatkan, kasih sayang yang memberinya ‘rasa’ tenang. 



Selalu ada rasa yang ingin dijaga di setiap jarak, ada hal yang dipastikan dan harus memastikan ketenangan hati dan keberlanjutan perjalanan. Kita bertanggung jawab, atau bahkan tidak, atas perasaan orang lain.



Iya, ketika tertuju pada hubungan kasih sayang. Kita sama-sama gengsi dengan perasaan sendiri. Kita sama-sama ingin terlihat kuat, kita sama-sama ingin memastikan hidup berjalan dan tetap berjalan tanpa pikiran, memikirkanku.



Kesedihan tercipta ketika kepedulian tak dibarengi dengan komunikasi. Jarak memang jadi biang keladinya, upaya-upaya juga tak timbul dengan kesadaran penuh. Aku selalu takut dengan berita sedih yang datang dari lingkunganku, aku harap itu jadi bukti kalau perasaanku belum mati dan hampa, apalagi akhir-akhir ini.



Di tulisan yang lalu aku menuliskan, aku selalu ingin memastikan, karena itu tanggung jawabku. Aku ingin memastikan walau jarak adalah musuh dan temanku. Untuk orang yang tersayang, untuk ia yang sudah berkorban, untuk mereka yang telah memberi kasihnya, kini kita rubah perannya.  Aku adalah pihak yang memberikan, dan kau adalah pihak yang menerima. Walaupun itu akan berjalan selonggar mungkin.



Aku selalu ingin tahu walaupun kadang aku malas memberi tahu. Kau tahu, sedikit banyak kita ubah bersama kelakuan itu. Mungkin ini rasanya, ketika umur sudah berusaha memberi tahu, yang sebenarnya terjadi. 

Senin, 26 September 2022

Pelajaran Tahun Ini

September 26, 2022

Biasanya kalau ulang tahun aku lumayan rajin menulis setiap tahunnya. Mengenai apa yang sedan dirasakan, apa yang sedang dijalani, atau apa yang ingin dikejar. Setiap tahun mengajarkan hal yang berbeda, hal yang harusnya bisa membuat kita lebih kuat. 


Awalnya aku tak percaya adanya quarter life crisis, walaupun sejatinya umur manusia tak bisa diprediksi tetapi permasalahan seperti yang terjadi nggak hanya untuk mereka yang berusia 22-25 tahun. 


Tapi setelah baca lagi sebenarnya cukup masuk akal. Ketika orang dihadapkan pada kondisi yang sudah terbangun oleh hegemoni budaya terhadap usia manusia. Babak babak pada manusia yang telah tertanam pada setiap kepala, membuat bubble pada pandangan orang terhadap orang lain. 


Beberapa tahun lalu aku tidak terlalu menganggap ulang tahun sebagai hal yang sakral, yaudah aja gitu. Tetapi semakin kesini, rasa-rasanya memasuki babak baru menjadikan kita lebih bersyukur atas apa yang terjadi selama setahun ke belakang. 


Segala permasalahan dari karir hingga cinta, selalu menguatkan dan semoga menguatkan setiap tahunnya. 


Tahun ini lumayan complicated, bergolak perasaan pada diri sendiri atas apa yang telah diperjuangkan terhadap yang didapatkan. Ketakutan akan suatu hal yang membuat tidak bisa bergerak, sangat menjengkelkan. 


Aku tak tahu jawaban yang pasti. Penyesalan juga pasti terjadi, tetapi yang perlu diingat, minimalkan penyesalan dengan segala upaya-upaya baik yang kau berikan untuk orang lain. Cukup menjadi baik, cukup kontrol apa yang bisa dikontrol, karena perasaan orang lain tak bisa dikontrol.


Jakarta, 26 September 2022

Sabtu, 10 September 2022

Memastikan Jalan

September 10, 2022

Tak perlu aksi, aku hanya ingin melihat. Memastikan semua baik-baik saja. Memastikan kedepannya akan aman terkendali.


Sebagai manusia yang penuh gengsi, apalagi sebagai Asian people, rasa sayang tidak serta merta selalu di’aksi’kan, tak pernah diutarakan. Tapi yang perlu diketahui, bahwa aku selalu ingin melihat dan memastikan semua baik-baik saja. Berusaha untuk menjadikan masa depan lebih terkendali, menjadikan hal yang sebelumnya belum pernah terpikirkan menjadi terwujudkan. 


Jakarta, 10 September 2022

Kamis, 08 September 2022

Kenyataan Itu Dekat

September 08, 2022

Mengumpat dengan segala pisuhan untuk mereka di luar sana.

Memuji dengan penuh kasih teruntuk di seberang sana

Marah atas hal yang terjadi jauh disana

Membela untuk mereka yang bahkan tidak tahu rupanya.

 

Disruptive social media membuat kita tau segala hal, informasi atau kabar yang beredar dengan sangat cepat. Mengubah budaya berinteraksi dengan orang. Segala data, informasi, berita, pujian, cacian atau bahkan hoaks terscan di mata kita, melalui layar di genggaman tangan.


Beberapa diantaranya sesuai dengan pemikiran, beberapa lagi yang berseberangan dengan prinsip. Kita ‘stand for’ untuk mereka yang bahkan tak kita kenal, kita against untuk mereka yang bahkan tak pernah bertemu.


Tidak semuanya, tetapi kadang beberapa hal tidak menyinggung kita, beberapa hal tidak mengganggu keseharian kita. Tetapi yang pasti, selalu ada reaksi atasnya. Reaksi untuk sesuatu yang jauh, reaksi yang menguras energi, reaksi yang harusnya bisa kita manfaatkan untuk hal yang lebih ‘nyata’ di sekitar kita.


Kadang kita terlalu menghakimi yang jauh, ketimbang peduli dengan yang dekat.

 

Jakarta, 9 September 2022


Sabtu, 03 September 2022

Muara Tak Harus Sama

September 03, 2022

Lalu di bagian mana desa harus mengikuti kota?


Walaupun sepanjang hidupku dihabiskan di kota, sebuah kota kecil dengan tagline ‘Istimewa’, seperti Bandung dengan ungkapan “Bumi pasundan tercipta ketika tuhan sedang tersenyum”, kota ini juga punya ungkapan yang cukup terkenal "Yogya terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan."


Desa bukan hal yang jarang -  jarang amat bagiku, walaupun hanya beberapa kali setahun, menjenguk simbah di desa, tetapi keberadaannya sungguh merupakan suatu hal yang berbeda dan tak haruslah dia menjadi kota. Desa berkembang dengan sendirinya, dengan masih menjunjung "Rumangsa melu handarbeni" yang berarti merasa ikut memiliki, apapun yang terlihat mata. Masih kuat mengakar filosofi dan kearifan yang terawat baik antar orang-orangnya. Apalagi interaksi antara manusia dan tempat tinggalnya, alam. 


Tidak ada yang spesial dari kota besar, dari gedung tinggi dan megah, dengan lalu lintas yang semrawut, mobilitas tinggi dan banyak hal yang berbeda. Saya garis bawahi, berbeda bukan berarti lebih bagus. Modern tidak selamanya menjadi yang utama. Tujuan kita tak mesti sama.




Selasa, 20 Juli 2021

Republik Gaslighting

Juli 20, 2021

Jika diibaratkan, rakyat Indonesia ini seperti ember yang terus diisi masalah masalah yang diberikan pemerintah. Belum habis masalahnya, masih ditambah lagi. Memang bakoh.

 

Sedih sekali rasanya akhir – akhir ini banyak berita menyedihkan yang datang tak kunjung henti. Berita kehilangan, berita kematian, berita kemarahan, juga berita – berita menjengkelkan.

 

Terlebih dari itu, adalah berita – berita yang tiap hari menyuguhkan betapa kacaunya negeri ini. Manipulasi, permainan, pelimpahan, penyalahan, atau mungkin bisa kusebut negara gashlighting.

 

Dalam upaya kita bertahan hidup, kita masih harus disuguhkan oleh kebijakan –kebijakan yang manipulatif, cenderung merugikan, dan menyakitkan karna kenapa ini terjadi di negeriku?

 

Seringnya pergantian istilah yang membingungkan seolah olah kondisinya berbeda padahal sama. Berusaha menciptakan kondisi psikologis agar kita merasa bahwa penanganan ini terkendali dan terasa aman. Menyalahkan akar rumput atas upaya bertahan hidup. Adalah seburuk buruknya penanganan.

 

Kita disalahkan untuk hal yang merekan lakukan, kita dibenturkan agar mereka merasa bersih dan secepatnya cuci tangan.

 

Jika ada yang bilang bahwa tiada kata terlambat dan tiada kata bersalah. Maka menurutku, ada kata terlambat dan ada yang harus disalahkan.

 

Penggunaan pasal untuk menjerat pelanggar tetapi mengesampingkan pasal untuk tanggung jawab yang harus dilakukan, adalah setinggi – tingginya hina.

 

Jika kau bilang susah, maka tak usah jadilah. Jika kau mengemis untuk menjadi, maka kerjakanlah apa yang kami tuntut. Tugas kami menuntut, bukan memberi solusi.

 

Kalau hanya duduk diam dan menuntut solusi, negorone tak uruse karo cah – cah.

 

 


Minggu, 04 Juli 2021

Menghitung Hari Revolusi

Juli 04, 2021

Cuitan sarkasme tentang Revolusi Prancis nampaknya terlalu keras, kita tak akan berbuat sejauh memenggal kepala Raja Louis XVI untuk menumbangkan sistem monarki absolut, toh kita juga tidak absolut absolut banget. Kedudukan berabad – abad digulingkan dengan memunculkan ide ide baru dengan prinsip baru Liberté, égalité, fraternité


Jika dengan dana hibah akan membuat orang menjadi yak yak o dan tidak menjadikan kebutuhan rakyat menjadi prioritas maka di posisi mana ia akan menguntungkan bagi rakyat?


Aku lahir dari keluarga biasa yang tak terkait, juga secara historis tidak ada irisan dan hanya merasakan dampak minor kedudukannya. Mengenai kedudukannya, aku tidak ada masalah apa yang dilakukan dengan yang dimilikinnya, tetapi jika itu menggunakan uang negara untuk merugikan masyarakat, aku rasa itu bukan hal yang bijak.


Setiap pembangunan memerlukan dasar kenapa harus dilakukan, jika pembangunan tetap dilakukan dengan mengurangi dampak positif kepada rakyat dan hanya untuk mendapatkan pengakuan internasional aku rasa bisa saja, tetapi juga berkurangnya pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Yang akan menjadi boomerang untuk kedudukannya sendiri. Ciri khas orang Indonesia, ruang tamu megah, ruang dalam berantakan.


Pada setiap kepala yang masih sendika dawuh, maka secara statistika dapat dihitung dengan menggabungkan axis angka harapan hidup dan angka kepercayaan kepada penguasa. Kita bisa lihat dengan grafik yang naik atau turun, perkiraanku jika range usia yang masih sendika dawuh lambat laun menurun, maka angka kepercayaan juga akan menurun. Ini hanya sebuah hipotesis sederhana dengan melihat lingkungan sekitar dan mengamati sosial media yang semakin memanas.


Tetapi hal itu bisa saja tidak terjadi jika kepercayaan angka produktif semakin tinggi, hal apa yang membuat itu terjadi?


(Penulis menceritakan dengan latar tempat Macedonia Selatan)


Kulonuwunnn jimpitaan?


Senin, 19 April 2021

Asumsi

April 19, 2021

Selain ekspektasi, kadang asumsi menjadi musuh terbesar manusia dengan dirinya sendiri.


Asumsi adalah hal yang tak bisa kita control atas orang lain, dan ketika corong tak digunakan, maka asumsi akan mendefinisikan dirinya sendiri. Berpikir sesuai penglihatan dan merasionalkan satu perspektif.


Ketika komunikasi tak berjalan, maka asumsi akan semakin menghambatnya. Biang masalah, mereka bilang. Tapi ya benar saja, kita tidak punya kontrol atas orang lain, dan sebagai manusia yang merdeka, hal itu sah – sah saja.


Saranku untuk kalian, jangan biarkan asumsi menjadi dasar kau mengambil keputusan, kita tidak akan pernah tau apakah asumsi kita terkontradiksi atau tidak, kecuali kita bisa baca pikiran, tatap mata ojan.

Anak Tangga

April 19, 2021

Aku mengibaratkan perjalanan seperti anak tangga. Terlalu berhati - hati tidak akan menyelesaikan masalah, juga berlari bukan hal yang mudah.


Dalam ilmu survival, aku mengenal istilah STOP, akronim dari Stop, Think, Observe, Plan. Berhenti sejenak pada setiap anak tangga, berpikir atas apa yang telah dicapai, apa yang telah terlwat, dan yang tak mungkin dapat terulang. Obervasi medan, mengenali lingkungan, berbaur dengan lingkungan. Dan merencanakan solusi apa yang akan diambil dari berbagai masalah yang sedang atau akan dilalui.


Setiap anak tangga mempunyai ceritanya tersendiri. Kadang ketika kita ingin maju, akan ada hal – hal yang tak dapat terulang lagi, begitu juga akan menemui hal – hal baru diluar perkiraan. Setiap anak tangga seharusnya mengajarkan kita tentang hal yang mungkin seharusnya tidak harus terulang lagi.


Payahnya sebagai manusia, kadang kita hanya melihat setiap anak tangga sama saja dengan yang lain secara seragam, sehingga kita lupa bahwa kita sudah melangkah sejauh dan setinggi ini, melewati berbagai hal yang tak ingin terulang, melewati segala hal baru yang menarik, dan menatap hal yang dulu seakan mustahil untuk dicapai.


Malang, 20 April 2021

Rabu, 24 Maret 2021

Angka

Maret 24, 2021

Jika hidup terukur angka, maka kalkulator akan semakin laris. 


Kadang memuakkan,  mendengar, melihat, membaca angka angka dan angka. 

Pertemuan tak lagi penting jika bukan karna angka, 

Mimpi tak lagi mulia jika bukan karna angka

Argumen tak lagi sejati jika tak ada angka. 


Oh jika hidup akan terus terukur, maka tak akan dapat mendalam,

jika kuantitas yang dicari, maka kualitas tak lagi berarti. 



Hari Ini Selalu Baik

Maret 24, 2021

Hari ini hari yang baik. 


Tak pernah terpikir bahwa keburukan akan membawa ke kebaikan. Tapi bagaimana bisa mendefinisikan sesuatu sebagai keburukan. Oh sungguh malang nasibku. 


Entah bagaimana interpretasi orang, tetapi 2020 adalah tahun yang spesial buatku. Tahun dimana ada hal yang bisa terbayar karena telah lama tertunda. Tak pernah terpikir bahwa beberapa hal dimulai dari tahun yang susah, menurut kebanyakan orang. 


Keberuntungan adalah dimana kesempatan bertemu dengan kemampuan. 


2020 membuka banyak pintu baru di hidupku yang datang pergi hanya jadi gambaran masa depan. Karena tidak ada keberuntungan di dunia ini, mungkin benar jika keberuntungan itu diciptakan. Ketika kemampuan diasah pelan dan pasti, menunggu jemputan kesempatan untuk menemukan keberuntungan. 


2020 menyadarkanku bahwa setiap hal adalah titik kecil yang terajut dengan titik lain, membuat hal baru yang menyelaraskan masa depan. 



Selasa, 06 Oktober 2020

Negara Bergoblok

Oktober 06, 2020

 

bangkok art bienalle 2019

Rasa cinta itu menciptakan kepedulian, apa yang mereka cinta itulah yang diperjuangkan. Salam hormat dan salut untuk kawan – kawan.

 

Nak, pada hari bapakmu hidup hari ini semua berjalan sangat bahagia, di jalan banyak orang berlalu lalang dengan senyum sumringah karena rejeki telah datang padanya.


Mereka yang sakit telah banyak dibantu dan bersyukur akan hal itu. Semangatnya menambah seiring dengan kepedulian antar manusianya. Kepedulian dari atas yang dirawat baik oleh akar rumput.

 

Hari ini semua orang bisa makan enak dengan tanpa memikirkan lagi untuk apa dia hidup dan mengapa dia harus hidup, juga darimana rejeki yang datang untuk esok hari. Semua merasa aman dengan apa yang dipersembahkan tuhan hari ini.

 

Hari ini semua berjalan normal, pekerja tetap bekerja seperti biasa, dari pagi sampai sore. Berharap di akhir pekan bisa bertamasya dengan anak istri tentunya dengan bonus gaji karena prestasi mereka kemarin hari.

 

Tak ada tensi antar sini dan sana, semua bersaudara tanpa ada intensi di balik tindakan yang dilakukan. Semua berjalan sangat normal dan sangat baik. Tak ada istilah pendukung sini ataupun pendukung sana. Mereka tak perlu karena memang tujuan hanya satu dan saling rawat adalah caranya.

 

Tak ada lagi teriakan para pemilik tanah karena diambil paksa oleh segelintir orang ataupun sebesar organisasi legal. Itu sudah cerita lama nak, kini tiap pemilik tanah berdiri di atas tanahnya sendiri.

 

Sore tadi bapak melihat tetangga sekeluarga berjalan pelan penuh hikmat menuju tempat ibadah mereka bersapaan dengan tetangga yang lain dengan sarung menggelambir di pundaknya. Ternyata memang tidak ada perselisihan, atau.. kata apa itu?

 

Negeri bapak hari ini dipimpin oleh seorang yang sangat dijunjung oleh rakyatnya, orang yang berwibawa dan mengerti rakyatnya. Kini tak ada lagi berjubel orang di depan gedung putih. Kami aman, kita semua aman.

 

Tak ada lagi penanya yang setiap minggunya bertanya akan pertanyaan puluhan tahun, tentang jawaban yang tak kunjung diberikan. Pertanyaan tentang ketidakpastian yang  meresahkan karena tanpa jawaban, maka pertanyaan - pertanyaan lain hanya menunggu untuk dimunculkan. Pertanyaan itu kini telah terjawab, bahkan sejak lama lalu. Kini mereka telah kembali ke rumah, hidup biasa saja tanpa pertanyaan haram memutar di kepala. 


Suara kami tak lagi dibungkam karena bukan seperti itulah kehidupan bernegara di negeri bapak. Tak ada lagi kepentingan golongan di atas kepentingan kami, taka da saudara kami yang hilang dan entah kemana mereka atas ucapan yang mereka berikan.

 

Tak ada lagi tokoh wakil kami, mereka memuakkan dan kami pecat saja. Kini hidup terasa lebih damai, kami bisa hidup sendiri dengan duduk bersila memutar satu suara.

 

Oh anakku, jikalau bukan tahun ini kamu baca tulisan ini ulangi lagi tahun depan sampai saatnya terjadi. Jika belum, ulangi lagi sampai nanti. Wariskan dan jadikan semangat untuk hidup nantinya. Aku yakin, kita sampai pada masa, walau pelan.

 

Yogyakarta, 6 oktober 2020